Gue Udah Tau Semuanya




Ita baru masuk SMU, masa-masa pubernya bikin dia centil dan suka ngerjain orang. Kali ini dia dapet kata-kata baru buat ngerjain orang.

Hari pertama, dia nelepon temannya.
Ita: "Rin, gue udah tau semuanya !"

Rina: "Hah..???" (Suara terdengar lemas) "Ta, elu jangan bilang Indri kalo gue jalan sama cowoknya ya Ta. Gue ada voucher makan di HokBen, elu jangan bilang-bilang yah. Sori gue cuma bisa ngasih itu doang."
Ita: "Okelah, gue sih terima aja, lu kan temen gue."
Begitu telepon ditutup, Ita langsung teriak girang. "Wah oke juga nih, gue dapet voucher HokBen !! Coba gue praktekin lagi."

Kali ini Ita masuk kamar kakaknya dan langsung bicara pelan didekat kuping kakaknya yang lagi tiduran.
Ita: "Wer, gue udah tau semuanya. Ternyata gitu ya Wer." Dower langsung bangun, mengambil sebuah kunci dan berbisik pada Ita.
Dower: "Ta, lu boleh pake mobil sebulan penuh plus gue kasih bensinnya. Tapi jangan bilang Papi kalo gue nge-gele yah !!!"
Ita: "Beres!"

Ita benar-benar girang, kali ini dia mencegat Papinya yang baru pulang kerja.
Ita: "Pah..." Ita mengejar Papinya yang cuek bebek.
Ita: "Pah, Ita mau ngomong."
Papanya Ita: "Ada apa sih Ta ?!! Papa capek nih."
Ita: "Ita udah tau semuanya Pah..." Mendadak Papanya celingukan, mengeluarkan HP dan menelepon seseorang.
Papanya Ita: "Ta, Credit Card kamu udah Papa aktifkan lagi. Tapi, jangan pernah bilang Mama soal si Astrid yaa..." Ita girang campur sebel. Ternyata Papanya menduakan Mama cuma demi pembantunya si Astrid.

Ita langsung berlari tanpa sepatah katapun keluar, lalu Ita bertemu Pak Udi, sopirnya yang sudah belasan tahun bekerja dirumahnya. Ita mulai usil lagi. Dia kesal juga, pasti dia tau soal si Astrid, tapi bungkam selama ini, gue kerjain juga nih, pikirnya.
Ita: "Pak !!!" Ita benar-benar membuat kaget sopirnya.
Ita: "Saya sudah tau semuanya." Pak Udi terbengong, dan perlahan meneteskan airmata. Ita malah bingung.
Pak Udi: "Ita.... Peluklah Bapakmu ini Sayang. Akhirnya kau tahu juga Nak!"

0 komentar:

Posting Komentar